TUGAS
MAKALAH
PANDANGAN
AGAMA TENTANG KEJADIAN ALAM SEMESTA
Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah IAD/IBD/ISD
Dosen pengampu : Iman Fadhilah,S.HI M.SI
Di susun oleh :
1. Neneng Yektiana (136014922)
2. Eva Agus Lia (136014952)
3. AH. Muhbibuddin (136014960)
4. Arivin (136014968)
5. Syafawi ( Thailand )
FAKULTAS AGAMA
ISLAM
UNIVERSITAS
WAHID HASYIM SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis haturkan kehadirat Allah SWT,karena dengan segala limpahan rahmatNYA
lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. shalawatpun penulis sampaikan
kepada junjungan Nabi Muhammad Saw
beserta keluarga dan sahabat
sahabatnya. Penulis juga menyampaikan rasa
terima kasih kepada dosen pembimbing
Bapak Iman Fadhilah,S.HI,M.SI
karena atas bimbingannya penulis mampu menghadirkan sebuah makalah yang
di harapkan mampu memberi hasanah pengetahuan .
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan
hasanah pengetahuan khususnya bagi para pembaca mengenai pandangan alam tentang
kejadian alam semesta.mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, tholabul “ilmi
amin.
Semarang,04 November 2013
penyusun
DAFTAR ISI
COVER
..............................................................................................
1
KATA
PENGANTAR
.......................................................................... 2
DAFTAR
ISI ......................................................................................
3
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang ................................................................ 4
1.2
Tujuan
........................................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Penciptaan Alam Semesta menurut pandangan agama................ 6
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ......................................................................
9
DAFTAR
PUSTAKA
...................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Alam semesta adalah fana. Pengertian
dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik
maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun
yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.
Ada penciptaan, proses dari
ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada pen-ciptaan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlang-sung pula ribuan, bahkan
jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui.
Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya
mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an.
Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor
pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir
rahasianya oleh manusia.
1.2.
Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah
IAD/IBD/ISD
2. Mengetahui konsep alam semesta
3. Mengetahui proses kejadian alam
semesta
4. Mengetahui hubungan manusia
dengan alam
BAB II
PEMBAHASAN
1. PEMBAHASAN
PROSES KEJADIAN ALAM SEMESTA
Allah
swt telah mengatur semua proses penciptaan bumi. Dan Allah telah memberitahukan
kepada umatnya mengenai penciptaan bumi dan alam semesta melalui Al-quran.
Kitab suci umat islam inilah sumber dari segala macam ilmu pengetahuan.
Di dalamnya semua ilmu pengetahuan
tertulis untuk membantu kita mencari pengetahuan dan terus mengimani
isi-isinya. Dalam hal ini kami berupaya untuk sedikit mengkaji mengenai ayat
dalam al-quran yang membahas mengenai penciptaan bumi.
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ
بَنَاهَا (٢٧)رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا (٢٨)وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا
(٢٩)وَالأرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا (٣٠)أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا
(٣١)وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا (٣٢)
Dalam surat An Naaziat
(79) ayat 27 – 32 menerangkan proses penciptaan bumi dan alam semesta.
Dalam ayat tersebut tertulis bumi dan alam semesta tercipta dalam enam masa.
Masih dalam perdebatan mengenai enam masa yang dimaksud. Entah itu enam tahun,
enam hari, enam periode, ataupun enam tahapan. Dalam hal ini kami mencoba
mengkaji enam masa yang dimaksud.
َأَنْتُمْ
أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا (٢٧)
Annaziat ayat 27 :
”Apakah
kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,(27)”
Dalam ayat tersebut dimulailah
mengenai masa I penciptaan bumi. Pasa masa I ini dijelaskan mengenai
penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya dikenal dengan istilah ”Teori Big
Bang”. Teori Big Bang adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan
perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam
semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian
mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu. alam semesta pertama kali terbentuk
dari ledakan besar. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa
dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan
tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk
ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Bisa diaktakan awan
dan langit yang kita lihat selama ini adalah bentuk pertama dari penciptaan
bumi dan alam semesta.
Selanjutnya, angin bintang menyembur
dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya.
Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi.
Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi,
menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta
yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian
yang terisi.
Salah satu hal yang membuat takjub
para ilmuwan adalah adanya persesuaian antara konsep penciptaan alam semesta
menurut Al-Qur'an dan sains (ilmu pengetahuan) modern.
Dalam Quran surat Fussilat (surat
ke-41) ayat 11 Allah berfirman:
ثُمَّ اسۡتَـوٰۤى اِلَى السَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ
فَقَالَ لَهَا وَلِلۡاَرۡضِ ائۡتِيَا طَوۡعًا اَوۡ كَرۡهًا ؕ قَالَتَاۤ اَتَيۡنَا
طَآٮِٕعِيۡنَ ﴿۱۱
Ayat tentang asal mula alam semesta
dari kabut/nebula (QS 41/11).
Artinya : “11. Kemudian Dia menuju
kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang
dengan suka hati."
رَفَعَ
سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا (٢٨)
Annaziat ayat 28 :
”Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,(28)”
Ayat ini menerangkan masa II dari
penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat ini adalah “meninggikan dan
menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud adalah proses berkembangnya seluruh
galaksi yang saling menjauh antar satu sama lain. Dan langit-langit menjadi
semakin meninggi. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big
bang.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan
bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus
berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam
semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
Lalu diterangkan dalam surat Al
Anbiya,
أَوَلَمْ يَرَ
الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiya, 21:30)
وَأَغْطَشَ
لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا (٢٩)
Annaziat ayat 29 :
”Dan Dia
menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang
(29)”
Memasuki masa III, di sini yang
dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT telah membuat
siang-malam secara bergantian. Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan
menjadikan siang yang terang benderang. Dapat diartikan dalam ayat ini Matahari
sebagai sumber cahaya dan bumi berputar mengelilinya. Karena perputaran bumi
tersebut terjadilah siang dan malam
. وَالأرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا (٣٠)
Annaziat ayat 30 :
”Dan bumi
sesudah itu dihamparkan-Nya (30)”
Di masa IV inilah mulai bumi terbentuk.
dimulai dengan pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.
أَخْرَجَ
مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا (٣١)
Annaziat ayat 31 :
“Ia
memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya(31)”
Pada ayat ini, dijelaskan mengenai
masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air. Ketika bumi terbentuk air belum ada.
Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi
masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan
unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai
hujan yang pertama. setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan
bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
أَوَلَمۡ يَرَ
ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ ڪَانَتَا رَتۡقً۬
فَفَتَقۡنَـٰهُمَا*ۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَىۡءٍ حَىٍّ*ۖ أَفَلَا يُؤۡمِنُونَ
, Al-Qur'an telah menyebutkan secara
gamblang. sebagaimana tertulis dalam Surat Al Anbiya ayat 30: "Dan apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga yang beriman?"
وَالْجِبَالَ
أَرْسَاهَا (٣٢)
Annaziat ayat 32 :
“Dan
gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (32)”
Memasuki masa VI, atau masa
terakhir, bumi mulai diisi dengan gunung-gunung yang terbentuk setelah
penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung
terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.
Setelah terbentuk gunung, maka diciptakanlah
hewan-hewan, dan manusia hingga sekarang ini.
Begitulah kira-kira proses
penciptaan bumi. Banyak dari ayat-ayat dan surat lain yang menjelaskan mengenai
penciptaan bumi.Salah satunya kami memfokuskan kepada surat Annaziat, ayat27-32.
Ada
beberapa kesimpulan penting yang dapat kita petik dari ayat-ayat di atas,yaitu:
1.
Disebutkan
bahwa antara langit dan bumi (kosmos) semula merupakan satu kesatuan (ratg)
lalu mengalami proses pemisahan (fatg). Perlu ditegaskan di sini, bahwa fatg
dalam bahasa Arab artinya memisahkan dan ratg artinya
perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang
homogen.
2.
Disebutkan
adanya kabut gas (dukhan) sebagai materi penciptaan kosmos.
3.
Disebutkan
pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi sekaligus,tetapi
secara bertahap.
Apabila
dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos menurut sains modern,
maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-Qur'an tidak dapat
disangkal lagi kebenarannya. Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya
pemisahan-pemisahan kabut gas tersebut atau dikenal dengan proses evolusi
terbentuknya alam semesta, sudah dipaparkan secara jelas oleh Al-Qur'an jauh
sebelum sains modern mengemukakannya
BAB III
KESIMPULAN
3.1.
KESIMPULAN
Al Qur’an mendapati kesimpulan yang
cukup besar peluang kebenarannya bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam
semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep
yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam
semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an,
apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.
Dengan kata lain, kejadian dunia ini
adalah sebagai “cermin manifestasi” dan “kenyataan lahir” dari rencana Allah yang
sebenarnya sudah diberitahukan kepada manusia lewat Al Qur’an, sebelum kejadian
tersebut terjadi, dengan tidak ada tekanan apakah manusia mau atau tidak
memahaminya guna mendapatkan takwil isyarat-Nya.
Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai
dengan keorisinilannya sejak diturunkan .Kitab suci ini juga tidak dapat
ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir zaman. Ia tidak akan lekang
dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut mana pun juga. Sekarang pun,
saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata Al-Qur'an sanggup menjawab
tantangan sains modern.
.
DAFTAR
PUSTAKA
- Al-Qur’anul Karim.
- Mansoer, Hamdan. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : DIKTI.
- Anonim, 2008. Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Islam, blogspot : Al-Ikhwan.net.
- Zuhairini, dkk, 1991. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.