Minggu, 21 September 2014

Pandangan Agama Tentang Kejadian Alam Semesta



TUGAS MAKALAH
PANDANGAN AGAMA TENTANG KEJADIAN ALAM SEMESTA
Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah IAD/IBD/ISD



Dosen pengampu : Iman Fadhilah,S.HI M.SI
      Di susun oleh :
1. Neneng Yektiana                (136014922)
2. Eva Agus Lia                      (136014952)
3. AH. Muhbibuddin              (136014960)
4. Arivin                                  (136014968)
5. Syafawi                               (  Thailand  )
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,karena dengan segala limpahan rahmatNYA lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. shalawatpun penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw  beserta keluarga dan  sahabat sahabatnya. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing  Bapak Iman Fadhilah,S.HI,M.SI  karena atas bimbingannya penulis mampu menghadirkan sebuah makalah yang di harapkan mampu memberi hasanah pengetahuan .
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan hasanah pengetahuan khususnya bagi para pembaca mengenai pandangan alam tentang kejadian alam semesta.mudah mudahan makalah ini dapat  bermanfaat bagi para pembaca, tholabul “ilmi amin.



                                                                                  Semarang,04 November 2013  

                                                                                                             penyusun











DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR .......................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang  ................................................................  4            
1.2           Tujuan ...........................................................................  5
BAB II PEMBAHASAN
          2.1   Penciptaan Alam Semesta  menurut pandangan agama................ 6
BAB III PENUTUP
          3.1   Kesimpulan ...................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................  10
         



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 

Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.

Ada penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada pen-ciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlang-sung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.

1.2. Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah IAD/IBD/ISD
2. Mengetahui konsep alam semesta
3. Mengetahui proses kejadian alam semesta
4. Mengetahui hubungan manusia dengan alam









BAB II
PEMBAHASAN

1.      PEMBAHASAN

 PROSES KEJADIAN ALAM SEMESTA

Allah swt telah mengatur semua proses penciptaan bumi. Dan Allah telah memberitahukan kepada umatnya mengenai penciptaan bumi dan alam semesta melalui Al-quran. Kitab suci umat islam inilah sumber dari segala macam ilmu pengetahuan.

Di dalamnya semua ilmu pengetahuan tertulis untuk membantu kita mencari pengetahuan dan terus mengimani isi-isinya. Dalam hal ini kami berupaya untuk sedikit mengkaji mengenai ayat dalam al-quran yang membahas mengenai penciptaan bumi.

أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا (٢٧)رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا (٢٨)وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا (٢٩)وَالأرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا (٣٠)أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا (٣١)وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا (٣٢)


Dalam surat An Naaziat (79) ayat 27 – 32 menerangkan proses penciptaan bumi dan alam semesta. Dalam ayat tersebut tertulis bumi dan alam semesta tercipta dalam enam masa. Masih dalam perdebatan mengenai enam masa yang dimaksud. Entah itu enam tahun, enam hari, enam periode, ataupun enam tahapan. Dalam hal ini kami mencoba mengkaji enam masa yang dimaksud.


َأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا (٢٧)

 Annaziat ayat 27 :

”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,(27)”

Dalam ayat tersebut dimulailah mengenai masa I penciptaan bumi. Pasa masa I ini dijelaskan mengenai penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya dikenal dengan istilah ”Teori Big Bang”. Teori Big Bang adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu. alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Bisa diaktakan awan dan langit yang kita lihat selama ini adalah bentuk pertama dari penciptaan bumi dan alam semesta.

Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.

Salah satu hal yang membuat takjub para ilmuwan adalah adanya persesuaian antara konsep penciptaan alam semesta menurut Al-Qur'an dan sains (ilmu pengetahuan) modern.

 Dalam Quran surat Fussilat (surat ke-41) ayat 11 Allah berfirman:

ثُمَّ اسۡتَـوٰۤى اِلَى السَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلۡاَرۡضِ ائۡتِيَا طَوۡعًا اَوۡ كَرۡهًا ؕ قَالَتَاۤ اَتَيۡنَا طَآٮِٕعِيۡنَ‏ ﴿۱۱
Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).

Artinya : “11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."


رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا (٢٨)

 Annaziat ayat 28 :

”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,(28)”

Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat ini adalah “meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud adalah proses berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar satu sama lain. Dan langit-langit menjadi semakin meninggi. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang.

Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.

Lalu diterangkan dalam surat Al Anbiya,
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiya, 21:30)


وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا (٢٩)

 Annaziat ayat 29 :

”Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (29)”

Memasuki masa III, di sini yang dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT telah membuat siang-malam secara bergantian. Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan menjadikan siang yang terang benderang. Dapat diartikan dalam ayat ini Matahari sebagai sumber cahaya dan bumi berputar mengelilinya. Karena perputaran bumi tersebut terjadilah siang dan malam


. وَالأرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا (٣٠)

 Annaziat ayat 30 :

”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30)”  Di masa IV inilah mulai bumi terbentuk. dimulai dengan pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.

أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا (٣١)

 Annaziat ayat 31 :

“Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya(31)”

Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air. Ketika bumi terbentuk air belum ada. Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.

أَوَلَمۡ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ ڪَانَتَا رَتۡقً۬ فَفَتَقۡنَـٰهُمَا*ۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَىۡءٍ حَىٍّأَفَلَا يُؤۡمِنُونَ   

, Al-Qur'an telah menyebutkan secara gamblang. sebagaimana tertulis dalam Surat Al Anbiya ayat 30: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga yang beriman?"


وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا (٣٢)

 Annaziat ayat 32 :

“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (32)”

Memasuki masa VI, atau masa terakhir, bumi mulai diisi dengan gunung-gunung yang terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.
 Setelah terbentuk gunung, maka diciptakanlah hewan-hewan, dan manusia hingga sekarang ini.

Begitulah kira-kira proses penciptaan bumi. Banyak dari ayat-ayat dan surat lain yang menjelaskan mengenai penciptaan bumi.Salah satunya kami memfokuskan kepada surat Annaziat, ayat27-32.

              Ada beberapa kesimpulan penting yang dapat kita petik dari ayat-ayat di atas,yaitu:

1.      Disebutkan bahwa antara langit dan bumi (kosmos) semula merupakan satu kesatuan (ratg) lalu mengalami proses pemisahan (fatg). Perlu ditegaskan di sini, bahwa fatg dalam bahasa Arab artinya memisahkan dan ratg artinya perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang homogen.

2.      Disebutkan adanya kabut gas (dukhan) sebagai materi penciptaan kosmos.

3.      Disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi sekaligus,tetapi secara bertahap.

Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos menurut sains modern, maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-Qur'an tidak dapat disangkal lagi kebenarannya. Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya pemisahan-pemisahan kabut gas tersebut atau dikenal dengan proses evolusi terbentuknya alam semesta, sudah dipaparkan secara jelas oleh Al-Qur'an jauh sebelum sains modern mengemukakannya


BAB III
KESIMPULAN




3.1. KESIMPULAN

Al Qur’an mendapati kesimpulan yang cukup besar peluang kebenarannya bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.

Dengan kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin manifestasi” dan “kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya sudah diberitahukan kepada manusia lewat Al Qur’an, sebelum kejadian tersebut terjadi, dengan tidak ada tekanan apakah manusia mau atau tidak memahaminya guna mendapatkan takwil isyarat-Nya.

Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai dengan keorisinilannya sejak diturunkan .Kitab suci ini juga tidak dapat ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir zaman. Ia tidak akan lekang dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut mana pun juga. Sekarang pun, saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata Al-Qur'an sanggup menjawab tantangan sains modern.

.










DAFTAR PUSTAKA

  • Al-Qur’anul Karim.
  • Mansoer, Hamdan. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : DIKTI.
  • Anonim, 2008. Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Islam, blogspot : Al-Ikhwan.net.
  • Zuhairini, dkk, 1991. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar